MUHAMMADIYAH.OR.ID, JEPARA – Muhammadiyah terus berkhidmat dalam membangun peradaban yang berkemajuan. Hal ini telah dilakukan dengan melakukan pendirian beberapa sekolah, perguruan tinggi, dan rumah sakit. Semua ini ditujukan untuk umat, bangsa, dan untuk kepentingan kemanusiaan semesta. Hal itu disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir dalam lawatannya ke RS PKU Muhammadiyah Mayong Jepara, Sabtu (6/8).
“Ini satu wujud dari apa yang dilakukan oleh Muhammadiyah ini sejatinya bukan hanya untuk Muhammadiyah. Tetapi untuk umat, bangsa, dan untuk kepentingan kemanusiaan yang bersifat semesta. Sesuai dengan semangat wama arsalnaka ila rahmatan lil ‘alamin, bahwa kehadiran Islam di mana Muhammadiyah sebagai gerakan Islam tidak lain untuk menebar rahmat bagi semesta alam,” ungkap Haedar.
Bukan tanpa alasan, semua itu dilakukan oleh Persyarikatan karena memiliki semangat membara dalam membangun peradaban yang berkemajuan.
Haedar mengatakan, pertama, ar-ruhuh bin niyat (jiwa keagamaan). Jiwa keagamaan yang mampu menggugah kesadaran untuk beriman dan bertakwa, namun memantul dalam akhlak dan amaliah yang nyata.
“Inilah karakter dari ciri khas Muhammadiyah, bahwa Islam itu disatu pihak menanamkan nilai-nilai iman, nilai-nilai takwa, yang Alhamdulillah sekarang sudah menyatu menjadi nilai keindonesiaan,” terangnya.
Dalam pandangan Muhammadiyah, kata Haedar, iman harus menjalin relasi dengan Allah (hablu mina Allah) mendorong manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub ila Allah). Dengan taqarrub ila Allah itu, maka tampil menjadi manusia saleh yang autentik bukan saleh yang dibuat-buat secara simbolik.
“Saleh autentik itu ketika kita beriman, maka Allah itu hadir di setiap tempat dan saat ketika kita kemanapun dan berbuat apapun. Maka orang beriman Insha Allah tidak akan korupsi, menyeleweng baik suami maupun istri, hatta di saat dia punya kesempatan dan tidak diketahui oleh sesama, dan tidak akan melakukan perbuatan buruk hatta di saat dia punya peluang. Karena memiliki jiwa muraqabah dalam beragama,”jelasnya.
Kemudian, lanjut Haedar, bersambung dari iman dan takwa itu akan melahirkan kesalehan diri dan kesalehan sosial. Menurutnya, kesalehan diri tidak bisa dibuat-buat. Manusia akan selalu bersyukur ketika diberi nikmat, dan pada saat bersamaan akan memancarkan perangai kesabaran secara saksama ketika diberi musibah dan cobaan hidup dari Tuhan. “Ini sikap iman kita, maka Muhammadiyah selalu waspada dan seksama karena iman,” tukasnya.
Lalu kesalehan sosial yang menjangkarkan kepada manusia untuk berbuat kebaikan. KH Ahmad Dahlan mengajarkan Surat Al-Maun sampai berulang-ulang selama tiga bulan walaupun suratnya pendek. Ratusan tahun umat sudah hafal, namun tujuan dari ayat ini belum termanifestasi. Yaitu memberdayakan, membebaskan, menyantuni para yatim-piatu.
“Inilah spirit Muhammadiyah, dari Islam, dari agama lahir iman, lahir kesalehan, dan lahir amal. Itulah agama yang hidup dan menghidupkan kehidupan berbasis pada nilai-nilai agama. Sehingga inilah yang punya makna wama arsalnaka ila rahmatan lil ‘alamin,” ujarnya.
Kedua, ar-ruhud diiniyah (semangat membangun). Menurut Haedar, orang yang memiliki jiwa ini, hidupnya akan selalu membangun peradaban dengan landasan ikhlas hanya mengharap ridha Ilahi.
“Kalau jiwanya ar-ruhut diiniyah maka dia akan selalu hidup dalam diri kita. Karena kita berbuat inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi robbil alamin untuk menghidupkan rumah sakit, lahir sekolah, lahir gerakan untuk masyarakat tanpa harus terkait dengan kepentingan politik. Kita berbuat ikhlas untuk umat, bangsa, negara, dan kemanusiaan semesta,” jelasnya.
Ketiga, ar-ruhud wathaniyah (spirit kebangsaan). Bagi Haedar, Muhammadiyah selalu menjiwai kebangsaan, mewarnai kebangsaan, dan berkiprah mencerahkan lagi memajukan bangsa.
“Maka Insyaallah, Muhammadiyah itu dari Sabang sampai Merauke sampai di seluruh mancanegara kita punya 27 cabang istimewa di luar negeri, kita selalu menjiwai kebangsaan, mewarnai kebangsaan, dan berkiprah mencerahkan lagi memajukan bangsa. Sehingga bangsa itu menjadi bagian dari kita,” tuturnya.
“Di saat bangsa ini baik dan positif, itu bagian dari komitmen Muhammadiyah. Di saat ada hal yang kurang baik, kita kritik sebagai tanggung jawab selaku bangsa. Mudah-mudahan rumah sakit yang ada di Jepara maupun di Jawa Tengah, kita tidak pernah mengenal lelah membangun bangsa dan negara sebagai satu kesatuan jiwa dengan jiwa membangun kita dan jiwa diiniyah kita,” pesannya.
The post Muhammadiyah Berkhidmat Membangun Peradaban appeared first on Muhammadiyah.