RIAU.TABLIGH.ID- Seremonial penutupan Konsolidasi Nasional (Konsolnas) Majelis Tabligh PP Muhammadiyah berlangsung khidmat pada Kamis malam, 19 September 2024. Acara ini mengangkat tema penguatan gerakan spiritualitas Muhammadiyah yang diharapkan dapat terus dikembangkan oleh seluruh mubaligh.
Dalam sambutannya, Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Prof. Sofyan Anif, menekankan pentingnya pertemuan periodik Majelis Tabligh. Menurutnya, kegiatan ini menjadi langkah awal untuk mewujudkan tulisan-tulisan mengenai spiritualitas Muhammadiyah. “Pertemuan ini adalah tahapan penting dalam mewujudkan tulisan tentang spiritualitas Muhammadiyah,” ungkap Prof. Sofyan.
Ia juga berbagi pengalaman saat berkunjung ke Uzbekistan, di mana meskipun beberapa wanita tidak mengenakan busana muslimah, mereka tetap bergegas ke masjid saat mendengar adzan. Hal ini, menurutnya, menunjukkan paradoks dalam masyarakat tersebut. Prof. Sofyan menambahkan, di negara-negara bekas Soviet, semakin banyak orang yang memeluk Islam, dengan lebih dari 1.000 orang setiap harinya, yang menunjukkan tumbuhnya kebebasan beragama.
Lebih lanjut, ia menyoroti peningkatan toleransi dalam masyarakat terkait perbedaan dalam khilafiyah. Sebagai contoh, saat diminta menjadi imam salat Subuh, ia menjelaskan tidak melakukan qunut, dan sang kyai pun merespons dengan bijak bahwa keduanya diperbolehkan.
Sementara itu, Rektor Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) Dr. Saidul Amin, MA, menggarisbawahi pentingnya semangat internasionalisasi Muhammadiyah. Menurutnya, meski telah menjadi keputusan PP Muhammadiyah, hal ini belum terealisasi dengan optimal. “Kita mendakwahi orang lain, tetapi sering lupa mendakwahi organisasi kita sendiri,” tegas Dr. Saidul.
Dr. Saidul juga menceritakan pengalamannya di Thailand dan menegaskan perlunya kehadiran Muhammadiyah di sana. Ia mengusulkan pembangunan masjid dengan konsep “One Stop Solution,” yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga dilengkapi dengan fasilitas seperti minimarket dan unit keuangan syariah.
Sebagai penutup, Dr. Saidul mengutip pernyataan Prof. Henry Klassen dari Harvard University: “Kemajuan sebuah universitas tanpa spiritualitas berarti kehilangan jiwa.” Acara ini diakhiri dengan harapan agar gerakan spiritualitas Muhammadiyah dapat terus berkembang dan berkontribusi pada masyarakat.
The post Penutupan Konsolidasi Nasional Majelis Tabligh: Penguatan Spiritualitas Muhammadiyah Jadi Fokus Utama appeared first on Majelis Tabligh – Pimpinan Pusat Muhammadiyah.