MUHAMMADIYAH.OR.ID, SLEMAN—Songsong Muktamar ke-48 Muhammadiyah – ‘Aisyiyah di Surakarta, 18- 20 November 2022 nanti, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Depok, Sleman selenggarakan Pengajian Ahad Pagi dengan menghadirkan Ketua Umum PP Muhammadiyah Periode 2005-2010 dan 2010-2015, Din Syamsuddin.
Sebelum mulai pengajian, dilakukan acara pentasyarufan zakat oleh LazisMu KL Depok, Sleman kepada beberapa instansi seperti untuk Pembangunan Kantor PCM Depok, masjid, kegiatan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Depok, pengobatan masyarakat, pembinaan mualaf, dan beasiswa pendidikan siswa tidak mampu.
Ketua PCM Depok, Sleman, Jumiran dalam sambutannya menuturkan bahwa selain Pengajian Ahad Pagi, kegiatan ini juga ada pengobatan gratis. Selain itu, yang menjadi unik dan jarang dimiliki oleh PCM lain, yakni adanya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dalam setiap acara cabang. Kader IMM ini berasal dari universitas non Muhammadiyah.
Menurutnya, kader-kader IMM yang berasal dari non Perguruan Tinggi Muhammadiyah – ‘Aisyiyah (PTMA) harus diwadahi oleh pimpinan Muhammadiyah terdekat. Kader-kader potensial ini harus diberi wadah untuk menjaga semangat atau ghirah bermuhammadiyah nya dengan dilibatkan kegiatan Muhammadiyah di pimpinan Muhammadiyah setempat.
Selain itu, di PCM Depok juga ada pengajian rutin yang diikuti oleh mualaf. Dalam melakukan pembinaan kepada mualaf, PCM Depok bekerjasama langsung dengan LazisMu Pusat. Sementara itu dalam penyampaian tausiyah, Din Syamsuddin mengharapkan supaya Warga Muhammadiyah senantiasa mengimplementasikan Islam yang adaptif terhadap perubahan. Islam yang adaptif perubahan, kata Din, bukan berarti dilakukan dengan cara ‘mencomot’ ajaran Islam yang sesuai dan meninggalkan yang tidak.
“Cocok pada setiap ruang dan waktu, tidak berarti pemahaman keislaman yang di cocok-cocokan… Maka keberagamaan yang cocok dan baik, yang benar tetapi juga yang membawa maslahat,” ucap Din.
Oleh karena itu, Islam yang adaptif merupakan keislaman yang benar, baik dan maslahat. Jika diletakkan dalam konteks agama, maka kebenaran itu bersumber pada syariat bukan semata bersumber pada akal manusia. Menurut Din, ini merupakan pemahaman Islam yang Berkemajuan yang ide awalnya diletakkan oleh KH Ahmad Dahlan.
“Berati Islam harus hadir memberikan jawaban, memberikan solusi terhadap semua permasalahan yang dihadapi oleh semua umat manusia. Ini yang disebut dalam Bahasa Arab sebagai islam dinul hadharah,” ungkapnya.
The post Songsong Muktamar ke-48, PCM ini Adakah Tasyaruf Zakat dan Hadirkan Din Syamsuddin appeared first on Muhammadiyah.