PWMJATENG.COM – Dalam sebuah kajian, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Muhammad Abduh Hisyam, mengangkat tema penting yang sering terabaikan dalam kehidupan sehari-hari: silaturahmi dan upaya mendamaikan sesama. Menurutnya, silaturahmi merupakan ajaran Rasulullah Saw. yang tidak sekadar sunnah biasa, tetapi menjadi salah satu pilar utama dalam membangun peradaban yang damai dan penuh kasih sayang.
Ia mengingatkan bahwa tidak semua kebiasaan Nabi harus diikuti secara mutlak, terutama hal-hal yang bersifat kebudayaan atau kebiasaan personal seperti metode pengobatan di masa lalu. Praktik-praktik semacam itu, jelasnya, termasuk dalam kategori sunnah ghairu tasyri’iyah, yakni sunnah yang tidak berkaitan langsung dengan hukum atau ajaran agama. Namun berbeda halnya dengan kebiasaan Rasulullah SAW yang selalu berusaha mendamaikan orang-orang yang bertikai dan menjaga tali kasih sayang antarsesama. Itu merupakan sunnah yang wajib dijaga dan diteladani.
Silaturahmi, menurut Abduh Hisyam, bukan hanya sekadar kunjungan atau ucapan maaf. “Silaturahmi adalah wujud kasih sayang yang harus lebih besar kepada saudara sendiri dibanding orang lain,” katanya. Dalam Al-Qur’an, seruan untuk menjaga hubungan kekeluargaan sangat jelas, seperti yang termaktub dalam Surah An-Nisa ayat 1:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ
وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً
وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ
إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Ayat ini menegaskan bahwa menjaga hubungan kekerabatan adalah bagian dari takwa. Nabi Muhammad SAW sendiri telah mencontohkan hal ini sejak sebelum diangkat menjadi rasul. Ketika pamannya, Abu Thalib, mengalami kesulitan ekonomi di tengah krisis di Makkah, Nabi mengajak pamannya yang lain, Abbas, untuk mengasuh anak-anak Abu Thalib. Ja’far diasuh oleh Abbas, sementara Ali diambil oleh Nabi dan diasuh seperti anak kandungnya sendiri.
Lebih jauh, Abduh Hisyam juga menyoroti dampak peperangan terhadap hancurnya jalinan kekeluargaan. Ia mengutip Surah Muhammad ayat 22-23:
فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَىٰ أَبْصَارَهُمْ
Baca juga, Menghidupkan Syawal dengan Spirit Produktivitas: Momentum Kembali Berkarya Setelah Ramadan
Peperangan, jelasnya, sering kali memisahkan suami dan istri, anak dari orang tuanya, atau kakak dari adiknya. Karena itulah, menjaga perdamaian menjadi bagian penting dari ajaran Islam. Dalam konteks ini, ia menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Artinya, silaturahmi merupakan bagian dari iman kepada Allah dan hari akhir. Bahkan dalam hadis lain, Nabi menegaskan keutamaan menyambung silaturahmi, dengan sabda:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِه وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya ia menyambung tali silaturahmi.
Lebih dari itu, mendamaikan dua orang yang berseteru juga disebut sebagai amal yang nilainya lebih utama dari salat, puasa, dan sedekah. Abduh Hisyam mengutip hadis:
أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِ الصِّيَامِ وَالصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ؟ قَالُوا بَلَى، قَالَ: إِصْلَاحُ ذَاتِ الْبَيْنِ، فَإِنَّ فَسَادَ ذَاتِ الْبَيْنِ هِيَ الْحَالِقَةُ
Dari sini, ia menekankan bahwa menjadi penengah dan pendamai adalah peran luhur yang harus diambil oleh setiap muslim. Bahkan jika sedang berpuasa, tidak mengapa membatalkan puasa demi mendamaikan dua pihak yang bertikai. “Yang penting adalah bagaimana keduanya bisa berdamai,” ujarnya.
Menutup kajian, Abduh Hisyam mengajak umat Islam untuk menjadi agen perdamaian mulai dari keluarga, masyarakat, hingga dunia. Ia menyebut pentingnya peran agama dalam menciptakan ketenteraman, serta pentingnya menyampaikan pesan damai melalui media sosial, komunikasi digital, atau pertemuan langsung. Silaturahmi dan perdamaian bukan hanya anjuran, tetapi kebutuhan dasar untuk menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang luhur.
Kontributor : Gede
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
The post Menjalin Silaturahmi dan Membangun Perdamaian: Teladan dari Rasulullah Saw. appeared first on Muhammadiyah Jateng.