Oleh Fajar Rachmadani, Lc., M. Hum., P.hD
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mempersiapkan bagi hamba-hamba-Nya yang beriman, bertakwa, dan saleh, satu kenikmatan yang begitu dahsyat di akhirat, yaitu kenikmatan surgawi. Kenikmatan ini digambarkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ، وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ.
Artinya:
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: Allah Ta’ala berfirman: ‘Aku telah menyiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang saleh sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia.’” (HR. Bukhari)
Kenikmatan surgawi yang Allah sediakan ini tidak dapat dibandingkan dengan kenikmatan duniawi yang kita saksikan, seperti kemewahan, makanan lezat, atau tempat rekreasi indah. Bahkan, kenikmatan surga berkali-kali lipat lebih dahsyat dari segala kenikmatan yang ada di dunia.
Dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menggambarkan betapa luar biasanya kenikmatan surga yang telah Allah siapkan bagi orang-orang beriman dan bertakwa. Hal ini menjadi motivasi bagi kita untuk senantiasa meningkatkan kualitas amal dan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ، فَنَادَى مُنَادٍ: إِنَّ لَكُمْ أَنْ تَحْيَوْا فَلَا تَمُوتُوا أَبَدًا، وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَصِحُّوا فَلَا تَسْقَمُوا أَبَدًا، وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَنْعَمُوا فَلَا تَبْأَسُوا أَبَدًا.
Artinya:
“Penduduk surga akan memasuki surga, lalu ada suara yang menyeru: ‘Sesungguhnya kalian akan hidup abadi dan tidak akan mati selamanya. Kalian akan sehat dan tidak akan sakit selamanya. Kalian akan bersenang-senang dan tidak akan merasakan kesedihan selamanya.’” (HR. Muslim)
Di surga, tidak ada kematian, penyakit, kesedihan, atau kepayahan. Semua kenikmatan yang dirasakan di dunia tidak ada bandingannya dengan kenikmatan surga. Bahkan, orang yang paling bahagia di dunia, jika Allah takdirkan menjadi penghuni neraka, maka kenikmatan dunia yang pernah dirasakannya akan hilang seketika ketika ia merasakan sedikit siksa neraka. Sebaliknya, orang yang paling sengsara di dunia, jika Allah masukkan ke surga, maka kesengsaraan yang pernah dirasakannya akan terlupakan seketika ketika ia merasakan sedikit kenikmatan surga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
يُؤْتَى بِأَنْعَمِ أَهْلِ الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَيُصْبَغُ فِي النَّارِ صَبْغَةً، ثُمَّ يُقَالُ: يَا ابْنَ آدَمَ، هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا قَطُّ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ نَعِيمٌ قَطُّ؟ فَيَقُولُ: لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ. وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا فِي الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، فَيُصْبَغُ صَبْغَةً فِي الْجَنَّةِ، فَيُقَالُ لَهُ: يَا ابْنَ آدَمَ، هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطُّ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطُّ؟ فَيَقُولُ: لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ، مَا مَرَّ بِي بُؤْسٌ قَطُّ، وَلَا رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ.
Artinya:
“Pada hari kiamat, akan didatangkan orang yang paling bahagia di dunia dari kalangan penghuni neraka, lalu ia dicelupkan ke dalam neraka. Kemudian ditanyakan kepadanya: ‘Wahai anak Adam, apakah engkau pernah melihat kebaikan? Apakah engkau pernah merasakan kenikmatan?’ Ia menjawab: ‘Tidak, demi Allah, wahai Rabb.’ Dan didatangkan orang yang paling sengsara di dunia dari kalangan penghuni surga, lalu ia dicelupkan ke dalam surga. Kemudian ditanyakan kepadanya: ‘Wahai anak Adam, apakah engkau pernah melihat kesengsaraan? Apakah engkau pernah merasakan kesulitan?’ Ia menjawab: ‘Tidak, demi Allah, wahai Rabb, aku tidak pernah melihat kesengsaraan dan tidak pernah merasakan kesulitan.’” (HR. Muslim)
Setelah mengetahui betapa dahsyatnya kenikmatan surga, pertanyaannya adalah: Masihkah kita menjadikan dunia yang fana ini sebagai orientasi utama dalam hidup kita? Masihkah kita menjadikan jabatan, harta, atau pujian manusia sebagai tujuan utama dalam amal kita? Tentu tidak. Orang yang cerdas akan menjadikan Allah dan Rasul-Nya sebagai tujuan utama dalam hidupnya.
Sebagaimana pepatah Arab mengatakan:
لَوْ عَلِمْتَ أَنَّ النَّاسَ سَيَنْسَوْنَكَ بَعْدَ مَوْتِكَ، لَمَا تَعِبْتَ فِي طَلَبِ رِضَا أَحَدٍ سِوَى اللَّهِ.
Artinya:
“Seandainya engkau tahu bahwa manusia akan melupakanmu setelah kematianmu, niscaya engkau tidak akan bersusah payah mencari keridhaan seorang pun selain Allah.”
Marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas iman, takwa, dan amal saleh kita, agar Allah Subhanahu wa Ta’ala memasukkan kita ke dalam surga-Nya yang penuh kenikmatan. Amin ya Rabbal ‘alamin.
The post Kenikmatan Surgawi: Janji Allah bagi Hamba-Nya yang Beriman dan Bertakwa appeared first on Majelis Tabligh – Pimpinan Pusat Muhammadiyah.