Bantul, 10 Februari 2025 – Ustadz Fajar Rachmadani, Lc., M.Hum., Ph.D., Anggota Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, menegaskan pentingnya menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber inspirasi dalam dakwah dan gerakan Muhammadiyah. Hal ini ia sampaikan saat memberikan sambutan dalam Training of Trainers (ToT) Daurah Tadarus Al-Qur’an Metode 5T di Tabligh Institute Muhammadiyah, Kasihan, Bantul.
Ustadz Fajar Rachmadani membuka sambutannya dengan sebuah pertanyaan mendasar, “Apakah Muhammadiyah itu?” Menurutnya, Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang beraqidah Islam serta berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah. Tujuan gerakan ini adalah mewujudkan masyarakat utama yang adil dan makmur dalam ridha Allah SWT, sekaligus menjalankan misi manusia sebagai hamba dan khalifah di muka bumi.
Spirit Al-Qur’an dalam Sejarah Muhammadiyah
Ustadz Fajar Rachmadani menekankan bahwa sejak awal berdirinya, Muhammadiyah selalu berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah dalam setiap gerakan dan dakwahnya. KH. Ahmad Dahlan, yang memimpin Muhammadiyah sejak 1912 hingga wafatnya pada 1923, menjadikan Al-Qur’an sebagai inspirasi utama dalam kepemimpinan dan kehidupan sehari-hari. Beliau mengajarkan Al-Qur’an kepada murid-muridnya dan membumikan pesan-pesan Al-Qur’an menjadi aksi sosial.
Hal yang sama juga terjadi pada periode kepemimpinan KH. Ibrahim yang menggantikan KH. Ahmad Dahlan pada 1923 hingga wafatnya pada 1933. KH. Ibrahim dikenal sebagai seorang alim, faqih, dan hafidz Al-Qur’an yang melanjutkan perjuangan Muhammadiyah dengan tetap menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman utama.
“Muhammadiyah, dalam nomenklatur sejarahnya, secara implisit menunjukkan bahwa gerakan ini tidak terlepas dari Al-Qur’an dan Sunnah. Demikian pula, para pemimpinnya adalah sosok yang menjadikan Al-Qur’an sebagai ruh perjuangan,” ujar Ustadz Fajar.
Menjaga Ruh Muhammadiyah Melalui Kaderisasi Ulama
Dalam sambutannya, Ustadz Fajar Rachmadani juga mengingatkan akan tantangan besar yang dihadapi Muhammadiyah ke depan. Ia mengutip pernyataan KH. Fathurrahman Kamal yang menyoroti perlunya kaderisasi ulama di Muhammadiyah.
“Di Muhammadiyah, yang ingin menjadi direktur rumah sakit banyak, yang ingin menjadi mudir dan kepala sekolah juga banyak. Namun, pertanyaannya, siapa yang akan melanjutkan perjuangan dan menjaga ruh Muhammadiyah? Bisa jadi 30 tahun ke depan, Muhammadiyah memiliki banyak rumah sakit dan gedung megah, tetapi siapa yang akan menjaga ruh amaliahnya?” ungkapnya.
Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya regenerasi ulama dan mubaligh Muhammadiyah dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber inspirasi dan pijakan utama dalam perjuangan dakwah.
Training of Trainers Tadarus Al-Qur’an Metode 5T yang diselenggarakan oleh Majelis Tabligh Muhammadiyah ini bekerja sama dengan Lembaga An-Naba’ul Adzim. Program ini bertujuan menambah wawasan tentang Al-Qur’an serta mendorong implementasi dan pengajarannya dalam kehidupan sehari-hari.
Di akhir sambutannya, Ustadz Fajar Rachmadani berpesan kepada para peserta agar tetap istiqamah dalam mengikuti kegiatan ini. “Jangan pulang sebelum acara selesai, dan semoga Allah memberikan keberkahan dalam ilmu yang kita pelajari,” tutupnya.
The post Pentingnya Menjadikan Al-Qur’an sebagai Sumber Inspirasi dalam Dakwah dan Gerakan Muhammadiyah appeared first on Majelis Tabligh – Pimpinan Pusat Muhammadiyah.