Yayasan Perempuan Tangguh Indonesia fasilitasi penyandang disabilitas di Pameran Side Event G20. Foto: Kemenkop UKM
Yayasan Perempuan Tangguh Indonesia (PTI) hadir dalam Side Events G20 bertema B20 Indonesia Digital Economy to Support SDGs. Yayasan ini membawa misi memberdayakan penyandang disabilitas untuk mandiri secara finansial.
Yayasan PTI melakukan pelatihan agar para penyandang disabilitas dapat menjadi pengusaha atau dapat diterima di beragam industri kreatif di Indonesia. Sebanyak 126 penyandang disabilitas dari Jakarta dan Bandung dilatih untuk dapat menghasilkan beragam produk di bidang kuliner, tata rias, melukis, membatik dan membuat keramik.
Ketua Umum PTI Myra Winarko merinci, pelatihan untuk para penyandang disabilitas tersebut terdiri dari pelatihan kuliner untuk 48 peserta, make up artist untuk 48 peserta, melukis 10 peserta, membatik 10 peserta, dan keramik 10 peserta.
Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak merasa kesulitan dalam memberdayakan para penyandang disabilitas ini. “Kami bahagia melihat anak disabilitas ini antusias dan mau menjadi mandiri. Enggak ada yang capek. Rasa ingin tahu mereka besar sekali dan saya berharap tidak berhenti di kami saja, tapi semua pihak mau membantu,” ujar Myra dalam Pameran G20 Side Event di Hilton Bali Resort, Senin (8/8).
Ketua Umum PTI Myra Winarko. Foto: Kemenkop UKM
Myra menargetkan semua pihak mau membantu mendirikan pelatihan kecil untuk para penyandang disabilitas ini. Menurutnya, pemberdayaan ini tidak akan berhasil jika tidak menunjukkan hasil akhirnya.
Ia menginginkan para penyandang disabilitas ini nantinya dapat diterima untuk bekerja di perusahaan atau dapat membuka usaha sendiri. Kehadiran PTI di dalam event B20 Indonesia ini pun diharapkan dapat membuka mata semua orang terhadap kemampuan para penyandang disabilitas.
“Dengan event ini saya harapkan semua mata tertuju pada disabilitas Indonesia, tidak hanya bisu dan tuli, tapi juga semua disabilitas untuk ambil bagian membantu memberikan pelatihan sampai bisa mandiri,” pungkasnya.
Myra menambahkan, sejauh ini pihaknya terbantu dari Wardah atau Paragon yang membantu untuk pelatihan di bidang tata rias. Dari kuliner, pihaknya dibantu oleh Moderna untuk menggunakan fasilitas mereka guna membantu pelatihan para penyandang disabilitas.
Legal and Organization Director PTI Hemasari Dharmabudi menjelaskan, pihaknya juga menghadirkan brand bernama 6 Jagoan. Brand ini menghadirkan produk kuliner berupa telur asin, rempeyek dan kue dari 15 penyandang disabilitas di Bandung.
Pelatihan untuk disabilitas yang dilakukan Perempuan Tangguh Indonesia (PTI). Foto: PTI
Dengan produk ini, satu orang penyandang disabilitas ini dapat menghasilkan Rp 750 ribu sampai Rp 2 juta. Bahkan, saat ini mereka dikatakan sudah memiliki rumah produksi bersama.
“Suatu hari nanti di rumah produksi ini kami berharap akan bertambah banyak dan memproduksi secara masif. Ibu-ibu dari anak disabilitas juga akan diarahkan untuk mengolah telur asin menjadi produk olahan lain seperti keripik telur asin dan lainnya sehingga produksi telur asin mereka sustainable,” kata Hemasari.
Khusus untuk pameran, PTI sendiri mematok harga untuk produk dari para penyandang disabilitas mulai dari Rp 500 ribu sampai Rp15 juta untuk produk lukisan.
Harga ini pun sudah didiskusikan terlebih dahulu dengan para penyandang disabilitas. “Jadi kami ada perjanjian dari anaknya mau dijual berapa. Nanti kami naikkan harga sehingga kami dapat bagian yang akan kami gunakan untuk melanjutkan program disabilitas dari kami, bukan untuk hal lainnya,” tuturnya.
Muhammad Syehquro selaku penyandang disabilitas binaan PTI yang membuat beragam pastry merasa sangat senang dengan pelatihan ini. Pasalnya, ia mendapatkan penghasilan sendiri dari hasil keringatnya.
“Ke depannya saya saya bermimpi dapat mendirikan toko sendiri dan saya akan merekrut teman-teman saya,” sambung pria yang akrab disapa Ali ini.
Sementara itu, Prayoga Risdianto selaku penyandang disabilitas binaan PTI di bidang tata rias menceritakan bahwa ia bercita-cita untuk menjadi make up artist profesional. Dengan pelatihan dari PTI, ia optimistis cita-citanya tersebut dapat menjadi kenyataan.